Skip to main content

Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory)


TEORI SPIRAL KEHENINGAN (SPIRAL OF SILENCE THEORY)

Elisabeth Noelle-Neuman
(http://moviespictures.org/biography/noelle-neumann,_elisabeth)
Teori ini dikonseptualisasikan pada tahun 1970 oleh Elisabeth Noelle-Nueman. Neuman berfokus pada apa yang terjadi ketika orang menyatakan opini mereka mengena topik-topik yang telah didefiniskan oleh media bagi publiknya. Teori Spiral Keheningan menyatakan, orang yang yakin bahwa mereka memiliki sudut pandang minoritas mengenai isu-isu publik akan tetap berada di latar belakang dimana komunikasi mereka dibatasi (terdorong untuk diam tidak mengutarakan opini), sedangkan orang yang yakin bahwa mereka memiliki sudut pandang mayoritas akan lebih terdorong untuk membuka suara dan menyatakan opininya. Neuman menyatakan bahwa media kan berfokus pada pandangan mayoritas, dan meremahkan pandangan minoritas. Mereka yang minoritas akan cenderung tidak asertif dalam meyampaikan opini mereka, oleh sebab itu menyebabkan munculnya spiral komunikasi yang bergerak kebawah. Mereka yang mayoritas akan menilai pengaruh mereka secara berlebihan dan dapat menjadi semakin berani dalam komunikasi mereka, oleh sebab itu media akan melaporkan opini mereka dan kegiatan mereka.
Inti dari teori ini berfokus pada apa yang terjadi ketika orang-orang menyatakan opininya mengenai topik yang dibagikan oleh media bagi khalayak. Orang yang merasa mereka memiliki sudut pandang minoritas terhadap isu-isu publik akan menarik diri dan diam di belakang, dimana komunikasi mereka dibatasi. Orang enggan untuk mengekspresikan pandangan minoritas mereka, terutama karena takut dikucilkan. Sedangkan mereka yang memiliki sudut pandang mayoritas akan lebih terdorong untuk bersuara.
Spiral of silence merupakan fenomena yang melibatkan jalur komunikasi media dan pribadi. Media mengumumkan opini yang menonjol. Individu mengungkapkan opini mereka atau tidak bergantung pada sudut pandang yang dominant; media selanjutnya mengikuti opini yang diungkapkan dan spiral tersebut berlanjut. Teori spiral of silence dapat dianggap sebagai bagian dari tradisi sosiopsikologis karena penekanannya pada apa yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi situasi yang mereka hadapi, dan yang menarik dari teori spiral of silence ini adalah interaksi yang kompleks antara pernyataan individu, penggambaran media dan opini masyarakat.
Namun, teori spiral of silence tidak berlaku bagi seluruh individu masyarakat, sebab teori tidak berpengaruh bagi orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan hard core. Yang dimaksud dengan avant garde di sini ialah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat, sedangkan orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core ialah mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya.

Latar Belakang Timbulnya Teori Spiral of Silence

Teori spiral of silence ini muncul karena individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirian mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Oleh karenanya orang akan mengamati lingkungannya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan. Juga mempelajari pandangan-pandangan
yang tidak dominan atau tidak populer. Jika orang merasa bahwa pandangannya tidak dominan, maka ia cenderung kurang berani mengekspresikan opininya yang disebabkan adanya ketakutan akan terisolasi tersebut.
Secara singkat spiral of silenece ini muncul disebabkan oleh rasa takut akan pengasingan atau dikucilkan, dan teori spiral of silence ini tidak hanya mengenai keinginan untuk berada pada pihak mayoritas, tetapi merupakan sebuah usaha untuk menghindari pengasingan dari kelompok sosial.
Teori spiral of silence berada pada sebuah isu kontroversial, orang-orang membentuk kesan tentang distribusi opini. Mereka mencoba menentukan apakah mereka merupakan mayoritas, dan kemudian mereka mencoba menentukan apakah opini publik sejalan dengan mereka. Apabila mereka merasa adalah minoritas, maka mereka cenderung untuk diam berkenaan dengan isu tersebut. Semakin mereka diam, semakin orang lain merasa bahwa sudut pandang tertentu tidak terwakili.
Jumlah orang yang tidak terbuka mengekspresikan pendapat yang berbeda, maka pendapatnya menajadi semakin dominan dan lemah. Sebalikya, pendapat yang dominan akan menjadi semakin luas dan kuat. Semakin banyak orang merasakan kecenderungan ini dan menyesuaikan pendapatnya, maka satu kelompok pendapat akan menjadi dominan, sementara lainnya akan menyusut. Jadi kecendrungan seseorang untuk menyatakan pendapat dan orang lainnya menjadi awal suatu proses spiral yang meningkatkan kekuatan satu pendapat sebagai pendapat umum atau pendapat yang dominan.
Penelitian memperlihatkan kelompok memainkan peranan penting dalam membentuk pendapat dan perilaku individu, dimana individu akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pendapat atau perilaku yang dipersepsikan sebagai pendapat atau perilaku bersama. Individu tampak tidak ingin terlihat “asing” atau tampak aneh dari orang kebanyakan. Karena itu, orang umumnya akan menekan pendapat pribadinya dan menyesuaikan diri dengan pendapat yang dinilai sebagai pendapat masyarakat banyak.


Sumber 1 Sumber 2
Sumber 3 : 
West, R., & Turner, L.H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Edisi Ketiga, Buku 2). Jakarta, Indonesia : Salemba Humanika.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Efek Media Terbatas (Limited Effect Media Theory)

The Rise Of Limited Effects Theory ( Munculnya Teori Dampak Terbatas) Teori ini muncul usai Perang Dunia ke-2 sampai tahun 1960-an. Teori ini dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld dan Carl Hovland. Teori efek terbatas merupakan teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan. Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas pada kognisi saja.Hasil penelitian Carl Hovland menghasilkan teori perubahan sikap (attitude change theory). Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran ba...

Teori Komunikasi Dua Tahap (Two-Step Flow Theory)

Konsep komunikasi dua tahap   (two step flow of communication ) pada awalnya berasal dari Paul Felix Lazarsfeld, Bernard Berelson dan Hazel Gaudet yang berdasarkan pada penelitiannya menyatakan bahwa ide-ide seringkali datang dari radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat ( opinion leaders ) dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat. Hal ini pertama kali diperkenalkan oleh Lazarsfeld pada tahun 1944. Kemudian dikembangkan oleh Elihu Katz di tahun 1955. Pada awalnya para ilmuan berpendapat bahwa efek yang diberikan media massa berlaku secara langsung seperti yang dikatakan oleh teori jarum suntik. Akan tetapi Lazarsfeld mempertanyakan kebenarannya. Pada saat itu, mungkin saja dia mempertanyakan apa hubungan antara media massa dan masyarakat pengguna media massa saat kampanye pemilihan presiden berlangsung. Selain itu keingintahuan Lazarsfeld terhadap apa saja efek yang diberikan media massa pada masyarakat pengguna media massa pada saat it...

Teori Perubahan Sikap (Attitude Change Theory)

Carl Hovland. (http://www.overcominghateportal.org)    Usai perang dunia ke-2 hingga tahun 1960-an merupakan periode munculnya teori-teori komunikasi massa pada intinya menyatakan bahwa media massa memiliki efek terbatas. Media massa sudah tidak memiliki kekuatannya lagi sebagaimana periode teori masyarakat massa. Berakhirnya era teori masyarakat massa ini ditandai dengan munculnya beberapa teori yang menyatakan bahwa khalayak audien tidak mudah dipengaruhi oleh isi pesan media massa. Beberapa teori penting muncul pada era ini adalah teori perubahan sikap (attitude change theory) dari Carl Hovland, muncul pada awal tahun 1950-an dan teori penguatan (reinforcement theory) dari Joseph Klapper, yang muncul pada tahun 1960-an. Carl Hovland adalah pendiri atau penggagas awal penelitian eksperimental efek-efek komunikasi. Ia bekerja dengan tujuan untuk membangun suatu dasar pemikiran (groundwork) mengenai hubungan antara stimuli komunikasi, kecenderungan diri audien, dan perub...