Skip to main content

Teori Komunikasi Dua Tahap (Two-Step Flow Theory)

Konsep komunikasi dua tahap (two step flow of communication) pada awalnya berasal dari Paul Felix Lazarsfeld, Bernard Berelson dan Hazel Gaudet yang berdasarkan pada penelitiannya menyatakan bahwa ide-ide seringkali datang dari radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat. Hal ini pertama kali diperkenalkan oleh Lazarsfeld pada tahun 1944. Kemudian dikembangkan oleh Elihu Katz di tahun 1955.

Pada awalnya para ilmuan berpendapat bahwa efek yang diberikan media massa berlaku secara langsung seperti yang dikatakan oleh teori jarum suntik. Akan tetapi Lazarsfeld mempertanyakan kebenarannya. Pada saat itu, mungkin saja dia mempertanyakan apa hubungan antara media massa dan masyarakat pengguna media massa saat kampanye pemilihan presiden berlangsung. Selain itu keingintahuan Lazarsfeld terhadap apa saja efek yang diberikan media massa pada masyarakat pengguna media massa pada saat itu serta cara media massa menyampaikan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Untuk itu Lazarsfeld memanfaatkan pemilihan umum presiden Amerika pada tahun 1940. Lazarsfeld mencari tahu cara kerja media dalam mempengaruhi opini publik mengenai calon presiden Amerika yang berkampanye melalui media massa. Lazarsfeld dan beberapa rekannya memilih daerah Erie County di Ohio serta Elmira di New York sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif pada bulan Mei hingga November 1940. Fokusnya terhadap pengaruh interpersonal dalam penyampaian pesan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keputusan media dibuat. Ternyata ditemukan hal yang sangat menarik bahwa hanya 5% responden yang mengaku bahwa mereka menglami perubahan sikap setelah melihat pesan media secara langsung. Selebihnya pemilih mengatakan bahwa hal yang sedikit banyak berpengaruh dalam pembuatan opini mereka adalah interaksi dengan orang terdekat seperti keluarga atau teman.

Setelah melakukan observasi terhadap responden, Lazarsfeld kemudian menemukan kesimpulan yang sedikit bertolak belakang dengan apa yang diyakini sebelumnya. Hal yang ditemukan Lazarsfeld bahwa terdapat banyak hal yang terjadi saat media massa menyampaikan pesannya. Cara kerja media massa dalam mempengaruhi opini masyarakat terjadi dalam dua tahap. Disebut dua tahap karena model komunikasi ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa, yaitu sumbernya adalah komunikator kepada pemuka pendapat. Kedua sebagai proses komunikasi antarpersonal, yaitu dimulai dari pemuka pendapat kepada pengikut-pengikutnya. Proses tersebut bisa digambarkan seperti bagan di bawah ini:

Media Massa ---> Pesan-pesan ---> Opinion Leaders ---> Followers (Mass Audience)

Pada  masa selanjutnya, teori ini memperlihatkan bahwa pengaruh media itu kecil, ada variabel lain yang lebih bisa mendominasi dalam mempengaruhi masing-masing penonton. Hal ini dapat dicontohkan pada dua orang yang sedang menonton sebuah iklan motor di TV. Orang pertama berkeyakinan bahwa motor yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah paling bagus daripada motor lainnya, karena ia pun telah mencoba dan membuktikannya. Dan akhirnya ia menceritakan hal itu kepada penonton lain yang kebetulan sedang mencari motor yang dianggap baik pula. Setelah itu, penonton kedua pun mendapat keyakinan yang sama, sehingga ia membeli motor yang serupa. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel lain yang dianggap lebih bisa mendominasi daripada media adalah seseorang terdekat yang memberi pengaruh kuat pada orang lainnya.


Sumber: Baran, S.J. (2011). Theories of mass communication. Introduction to mass communication. California, Amerika: McGraw Hill.


Comments

  1. Ya Tuhanku berat ya materi blognya. Thx udah share

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Efek Media Terbatas (Limited Effect Media Theory)

The Rise Of Limited Effects Theory ( Munculnya Teori Dampak Terbatas) Teori ini muncul usai Perang Dunia ke-2 sampai tahun 1960-an. Teori ini dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld dan Carl Hovland. Teori efek terbatas merupakan teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan. Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas pada kognisi saja.Hasil penelitian Carl Hovland menghasilkan teori perubahan sikap (attitude change theory). Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran ba

Teori Perubahan Sikap (Attitude Change Theory)

Carl Hovland. (http://www.overcominghateportal.org)    Usai perang dunia ke-2 hingga tahun 1960-an merupakan periode munculnya teori-teori komunikasi massa pada intinya menyatakan bahwa media massa memiliki efek terbatas. Media massa sudah tidak memiliki kekuatannya lagi sebagaimana periode teori masyarakat massa. Berakhirnya era teori masyarakat massa ini ditandai dengan munculnya beberapa teori yang menyatakan bahwa khalayak audien tidak mudah dipengaruhi oleh isi pesan media massa. Beberapa teori penting muncul pada era ini adalah teori perubahan sikap (attitude change theory) dari Carl Hovland, muncul pada awal tahun 1950-an dan teori penguatan (reinforcement theory) dari Joseph Klapper, yang muncul pada tahun 1960-an. Carl Hovland adalah pendiri atau penggagas awal penelitian eksperimental efek-efek komunikasi. Ia bekerja dengan tujuan untuk membangun suatu dasar pemikiran (groundwork) mengenai hubungan antara stimuli komunikasi, kecenderungan diri audien, dan perubahan pend

Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Di era globalisasi ini sepertinya sangat sulit bagi suatu negara untuk melepaskan diri dengan negara lain. Hubungan antar negara sepertinya menjadi keharusan.  Teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1)    Teori Dependensi Klasik Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frank Sumber : http://wsarch.ucr.edu/archive/gunder97cd.html Andre Gunder Frank, yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju. 2)    Teori Depensi Modern Fernando Henrique Cardoso Sumber : http://gettyimages.com/editorial/fernando-henrique-cardoso-pictures Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari daerah tersebut. Teori Dependensi