Di era globalisasi ini sepertinya sangat sulit bagi suatu negara untuk melepaskan diri dengan negara lain. Hubungan antar negara sepertinya menjadi keharusan.
Teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1) Teori Dependensi Klasik
Teori ini digagas oleh
Andre Gunder Frank, yang
menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan
sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan
hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju.
Andre Gunder Frank
Sumber : http://wsarch.ucr.edu/archive/gunder97cd.html
|
2) Teori Depensi Modern
Teori Dependensi juga lahir atas respon ilmiah terhadap
pendapat kaum Marxis Klasik tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju
dan berkembang. Aliran neo-marxisme yang kemudian menopang keberadaan teori
Dependensi ini.
Tentang imperialisme, kaum Marxis Klasik melihatnya
dari sudut pandang negara maju yang melakukannya sebagai bagian dari upaya
manifestasi Kapitalisme Dewasa, sedangkan kalangan Neo-Marxis melihatnya dari
sudut pandang negara pinggiran yang terkena akibat penjajahan. Dalam dua
tahapan revolusi, Marxis Klasik berpendapat bahwa revolusi borjuis harus lebih
dahulu dilakukan baru kemudian revolusi proletar. Sedangkan Neo-Marxis
berpendapat bahwa kalangan borjuis di negara terbelakang pada dasarnya adalah
alat atau kepanjangan tangan dari imperialis di negara maju. Maka revolusi yang
mereka lakukan tidak akan membawa perubahan di negara pinggiran, terlebih lagi,
revolusi tersebut tidak akan mampu membebaskan kalangan proletar di negara
berkembang dari eksploitasi kekuatan alat-alat produksi kelompok borjuis di
negara tersebut dan kaum borjuis di negara maju.
Theotonio Dos Santos
Sumber : http://www.pvp.org.uy/?p=7365
|
Dalam perkembangannya, teori Dependensi terbagi dua,
yaitu Dependensi Klasik yang diwakili oleh Andre Gunder Frank dan Theotonio Dos
Santos, dan Dependensi Baru yang diwakili oleh F.H. Cardoso.
Teori Ketergantungan yang dikembangkan pada akhir 1950an
di bawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin, Raul
Prebisch. Prebisch dan rekan-rekannya di picu oleh kenyataan bahwa pertumbuhan
ekonomi di negara-negara industri maju tidak harus menyebabkan pertumbuhan di
negara-negara miskin. Memang, studi mereka menyarankan bahwa kegiatan ekonomi
di negara-negara kaya sering menyebabkan masalah ekonomi yang serius di
negara-negara miskin. Kemungkinan seperti itu tidak diprediksi oleh teori
neoklasik, yang diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi semua,
bahkan jika tidak bermanfaat tidak selalu ditanggung bersama. Penjelasan awal
Prebisch untuk fenomena ini sangat jelas: negara-negara miskin mengekspor
komoditas primer ke negara-negara kaya yang kemudian diproduksi produk dari
komoditas tersebut dan mereka jual kembali ke negara-negara miskin.
Tiga masalah membuat kebijakan ini sulit untuk
diikuti. Yang pertama adalah bahwa pasar internal negara-negara miskin tidak
cukup besar untuk mendukung skala ekonomi yang digunakan oleh negara-negara
kaya untuk menjaga harga rendah. Isu kedua menyangkut akan politik
negara-negara miskin untuk apakah transformasi menjadi produsen utama produk
itu mungkin atau diinginkan. Isu terakhir berkisar sejauh mana negara-negara
miskin sebenarnya memiliki kendali produk utama mereka, khususnya di bidang
penjualan produk-produk luar negeri. Hambatan-hambatan dengan kebijakan
substitusi impor menyebabkan orang lain berpikir sedikit lebih kreatif dan
historis pada hubungan antara negara-negara kaya dan miskin.
Pada titik ini teori ketergantungan itu dipandang sebagai sebuah cara yang mungkin
untuk menjelaskan kemiskinan terus-menerus dari negara-negara miskin.
Pendekatan neoklasik tradisional mengatakan hampir tidak ada pada pertanyaan
ini kecuali untuk menegaskan bahwa negara-negara miskin terlambat datang ke
praktik-praktik ekonomi yang padat dan begitu mereka mempelajari teknik-teknik
ekonomi modern, maka kemiskinan akan mulai mereda. Ketergantungan dapat
didefinisikan sebagai suatu penjelasan tentang pembangunan ekonomi suatu negara
dalam hal pengaruh eksternal – politik, ekonomi, dan budaya – pada kebijakan
pembangunan nasional
Enam bagian pokok dari teory independensi adalah :
1. Pendekatan Keseluruhan Melalui
Pendekatan Kasus. Gejala ketergantungan dianalisis dengan pendekatan
keseluruhan yang memberi tekanan pada sisitem dunia. Ketergantungan adalah akibat proses kapitalisme global,
dimana negara pinggiran hanya sebagai pelengkap. Keseluruhan dinamika dan
mekanisme kapitalis dunia menjadi perhatian pendekatan ini.
2. Pakar Eksternal Melawan Internal.
Para pengikut teori ketergantungan tidak sependapat dalam
penekanan terhadap dua faktor ini, ada yang beranggapan bahwa faktor eksternal
lebih ditekankan, seperti Frank Des Santos. Sebaliknya ada yang
menekan factor internal yang mempengaruhi/ menyebabkan ketergantungan, seperti
Cordosa dan Faletto.
3. Analisis Ekonomi Melawan Analisi
Sosiopolitik. Raul Plebiech memulainya dengan memakai analisis
ekonomi dan penyelesaian yang ditawarkanya juga bersifat ekonomi. AG Frank
seorang ekonom, dalam analisisnya memakai disiplin ilmu sosial lainya, terutama sosiologi dan
politik. Dengan demikian teori ketergantungan dimulai
sebagai masalah ekonomi kemudian berkembang menjadi analisis
sosial politik dimana analisis ekonomi hanya merupakan bagian
dan pendekatan yang multi dan interdisipliner analisis
sosiopolitik menekankan analisa kelas, kelompok sosial dan
peran pemerintah di negara pinggiran.
4. Kontradiksi Sektoral/Regional
Melawan Kontradiksi Kelas. Salah satu kelompok penganut ketergantungan sangat
menekankan analisis tentang hubungan negara-negara pusat dengan pinggiran ini
merupakan analisis yang memakai kontradiksi regional. Tokohnya adalah AG Frank.
Sedangkan kelompok lainya menekankan analisis klas, seperti Cardoso.
5. Keterbelakangan Melawan Pembangunan. Teori
ketergantungan sering disamakan dengan teori tentang keterbelakangan
dunia ketiga. Seperti dinyatakan oleh Frank. Para pemikir teori ketergantungan
yang lain seperti Dos Santos, Cardoso, Evans menyatakan bahwa ketergantungan
dan pembangunan bisa berjalan seiring. Yang perlu dijelaskan adalah sebab,
sifat dan keterbatasan dari pembangunan yang terjadi dalam konteks
ketergantungan.
6. Voluntarisme Melawan Determinisme.
Penganut marxis klasik melihat perkembangan sejarah sebagai suatu yang
deterministic. Masyarakat akan berkembang sesuai tahapan dari feodalisme ke kapitalisme dan
akan kepada sosialisme. Penganut Neo Marxis seperti Frank
kemudian mengubahnya melalui teori ketergantungan. Menurutnya kapitalisme
negara-negara pusat berbeda dengan kapitalisme negara pinggiran. Kapitalisme
negara pinggiran adalah keterbelakangan karena itu perlu di ubah menjadi negara
sosialis melalui sebuah revolusi. Dalam hal ini Frank adalah penganut teori
voluntaristik.
Nice info gan
ReplyDelete