Skip to main content

Posts

Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori Social Learning Bandura (1965, 1965, 1971, 1977) menguraikan kumpulan ide mengenai cara perilaku dipelajari dan diubah. Penerapan teori ini hampir pada seluruh perilaku, dengan perhatian khusus pada cara perilaku baru diperoleh melalui belajar mengamati ( observational learning ). Teori ini dapat dilakukan ketika terdapat model yang akan diamati, tentunya model yang dekat atau yang disukai oleh pengamat yang lebih efektif. Teori Bandura dengan jelas menggunakan sudut pandang kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melalui kognitif kita berarti Bandura berasumsi tentang pikiran manusia dan menafsirkan pengalaman mereka. Contoh, Bandura (1977) membantah bahwa belajar kompleks hanya dapat terjadi ketika orang sadar dari apa yang dikuatkan. Rangkaian kejadian itu merupakan perilaku ingin yang diikuti oleh penguatan),” tetapi Bandura akan membantah bahwa penguatan seperti itu tidak akan memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku. Anak-anak pertama- tama harus menger

Teori Kritis

TEORI KRITIS: Jembatan Emas Menuju Pemahaman Realitas Sosial Kontemporer    Teori Kritis, adalah produk sekelompok pemikir neo-Marxis Jerman (didirikan di Frankfurt, karenanya disebut aliran atau mazhab Frankfurt) yang tidak puas terhadap teori Marxian. Mereka menentang determinisme ekonomi dalam teori Marx, yang dari padanya menjadi titik tolak  bagi kritik selanjutnya terhadap positivisme, kritik terhadap masyarakat modern yang disebutnya “didominasi oleh elemen kultural” dan mengalami “penindasan kultural atas individu”, dan kemudian, kritik terhadap kultur. Teori Kritis adalah sebuah gerakan. Yakni gerakan pemikiran baru, untuk menentang determinisme tunggal teori sosial Marxian tadi itu. Kontribusi besar Teori Kritis adalah, pertama , analisis kebudayaan (fokus pada super-struktur kultural), yang berawal dari penggeseran orientasi pemikiran basis (struktur) ekonomi dari tradisi Marxian ke arah elemen subyektif dan kultural dari kehidupan sosial. Kedua , pendekatan dia

Teori Analisis Kultivasi

Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. teori ini merupakan salah satu teori komunikasi massa. Dikembangkan oleh George Gerbner dan Larry Gross dari University of Pennsylvania, teori kultivasi ini berasal dari beberapa proyek penelitian skala besar berjudul 'Indikator Budaya'. Tujuan dari proyek Indikator Budaya ini adalah untuk mengidentifikasi efek televisi pada pemirsa. Asumsi-asumsi (West & Turner, 2007: 85) 1.      Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan bentuk media massa  lainnya . Keunikan dari televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca seperti media cetak. Selain itu, televisi juga gratis dan tidak membutuhkan mobilitas. Senjata utama budaya yang bisa menimbulkan dua kubu yang berlawanan dari masyarakat disebut televisi. 2.      Televisi membentuk cara berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat kita . Televisi tidak berusaha untuk memengaruhi, melainkan menggambar

Teori Agenda Setting

Maxwell McCombs.  (http://www.elmostrador.cl) Donald Shaw.    (https://alexwilsonmedia.files.wordpress.com) Teori Agenda setting diperkenalkan secara resmi oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972). Teori ini adalah teori yang menyatakan bahwa media massa merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isuisu yang dianggap penting oleh media massa. Media Massa Informasi   Agenda Kesadaran Publik. Walter Lippman. (http://www.theimaginativeconservative.org) Teori ini muncul dipelopori oleh Walter Lippmann pada tahun 1922. Lippmanmenyatakan bahwa "masyarakat menerima fakta bukan sebagaimana adanya, akan tetapi apa yang mereka anggap sebagai fakta adalah secara kenyataan palsu." Teori ini menjelaskan bahwa media massa memiliki efek yang kuat terhadap khalayak. Media massa digunakan untuk menyampaikan informa

Teori Kegunaan dan Gratifikasi

Teori Kegunaan dan Gratifikasi Elihu Katz, Jay G. Blumer, dan Michael Gurevitch merumuskan sebuah artikulasi yang sistematis dan komprehensif mengenai peran khalayak dalam proses komunikasi massa dan menghasilkan Teori Kegunaan dan Gratifikasi ( Uses and Gratification Theory ). Teori ini berpendapat bahwa orang secara aktif mencari media dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu. Asumsi dasar teori ini: 1.Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan 2.Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak 3.Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskankebutuhannya 4.Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak 5.Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum diteliti lebih dahul